My Profile

Minggu, 27 November 2016

P3K



PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)



A. PENDAHULUAN
            Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3  adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa.
Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah parahnya luka/cacat akibat kecelakaan, mengurangi rasa sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang.
Korban kecelakaan yang bagaimanakah yang perlu mendapatkan bantuan P3K? Peralatan apa sajakah yang diperlukan untuk melakukan tindakan P3K? Tindakan pertolongan dan pengobatan apa sajakah yang dapat dilakukan dalam P3K? Bagaimanakah cara menangani kecelakaan?
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang P3K perlu dipelajari beberapa hal tersebut diatas. Hal-hal yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah: (1) tujuan P3K, (2) prinsip dasar menangani keadaan darurat, (3) sistematika pertolongan dalam P3K, (4) prioritas pertolongan, (5) katagori dan klasifikasi kecelakaan, (6) Peralatan dalam P3K, (3) tindakan pertolongan dan pengobatan pada korban kecelakaan, dan (4) cara menangani insiden dengan P3K.

B. TUJUAN P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
1.    Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
a.    Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban
b.    Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
c.    Mencari dan mengatasi pendarahan
2.    Mencegah cacat yang lebih berat  (mencegah kondisi memburuk)
a.    Mengadakan diagnosa
b.    Menangani korban dengan prioritas yang logis
c.    Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
3.    Menunjang penyembuhan
a.    Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
b.    Mencegah infeksi
c.    Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat

C. PRINSIP DASAR PENANGANAN KONDISI DARURAT
Prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.    Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.    Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.    Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

D. SISTEMATIKA PERTOLONGAN PERTAMA
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah:
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

E. PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
1.    Henti napas
2.    Henti jantung
3.    Pendarahan berat
4.    Shock
5.    Ketidak sadaran
6.    Pendaraahan ringan
7.    Patah tulang atau cedera lain

F. KATAGORI DAN KLASIFIKASI KECELAKAAN
            Katagori dan klasifikasi kecelakaan diperlukan untuk menentukan tindakan seperlunya yang tepat yang perlu dilakukan pada korban kecelakaan. Tindakan ini harus dapat mengurangi/menyembuhkan luka/cedera dan tidak menyebabkan bahaya yang lebih berat pada korban.
Katagori korban yang perlu mendapatkan  bantuan P3K adalah sebagai berikut:
1.    Katagori darurat (emergency), yaitu kecelakaan yang mengancam jiwa dan korban akan meninggal dengan cepat bila tidak segera mendapatkan tindakan/terapi dengan segera,
2.    Katagori penting (urgen), yaitu kecelakaan yang perlu dilakukan tindakan dan terapi ½-2 jam setelah kecelakaan,
3.    Katagori ditangguhkan, yaitu kecelakaan yang tindakan/terapinya dapat diberikan setelah 4-6 jam setelah kecelakaan.

Sedangkan klasifikasi/labelisasi bagi korban kecelakaan dibagi dalam 5 kelompok, yaitu: Label hijau, yaitu untuk korban gawat darurat semu,
1.    Label kuning, yaitu untuk korban gawat darurat ringan,
2.    Label merah, yaitu untuk korban gawat darurat berat,
3.    Label biru, yaitu untuk korban gawat darurat ancam nyawa,
4.    Label hitam, yaitu untuk korban mati. Klasifikasi ini diberikan terhadap kasus kecelakaan yang melibatkan banyak korban misalnya adalah akibat bencana alam.

Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan dalam P3K adalah pemberian bantuan harus diperhatikan tentang peredaran darah ke otak.  Bila peredaran darah ke otak terlambat beberapa detik bahkan beberapa menit akan mengakibatkan kasus sebagai berikut:
1.    Berhenti 10 detik akan mengakibatkan kesadaran menurun,
2.    Berhenti 15-20 detik akan mengakibatkan kegiatan otak berhenti,
3.    Berhenti 3-5 menit akan mengakibatkan sel otak mulai rusak,
4.    Berhenti 10 menit akan mengakibatkan sel otak mati dan menyebabkan kematian.

            Kebutuhan jumlah petugas P3K disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat kerja. Secara umum, tempat kerja dengan resiko ringan (toko, kantor, perpustakaan) diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 200 pekerja; tempat kerja dengan resiko menengah (pekerjaan teknik ringan, gudang, proses makanan) diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 100 pekerja; dan untuk tempat kerja dengan resiko tinggi (industri berat, kimia, rumah pemotongan hewan) diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 50 pekerja dan petugas harus pernah mengalami pelatihan penanganan kondisi darurat.

Beberapa keluhan dan gejala penyakit atau derita korban yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Keluhan yang mungkin diungkapkan korban:
Misalnya: nyeri, takut, panas, tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah, gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.

2.    Gejala yang mungkin dilihat (ekspresi):
Misalnya: Cemas dan nyeri, gerakan dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh, bereaksi bila disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot, bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas gigitan, bekas muntahan, dll.

3.    Gejala yang didapatkan dari perabaan:
Misalya: lembab, suhu tubuh abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas (perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
4.    Gejala yang mungkin didengar:
Misalnya: napas bising atau sesak, rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.

5.    Gejala yang mungkin dicium:
Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau uap, asap atau terbakar.

G. EVAKUASI KORBAN
Evakuasi adalah untuk memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
1.    Dilakukan jika mutlak perlu
2.    Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.    Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

Dalam melaksanakan proses evakusi korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan, kondisi korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat bantu untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya langsung tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban harus dipondong apabila korban ringan dan anak-anak, di gendong apabila korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang, dipapah apabila korban tanpa luka di bahu atas, di panggul atau digendong atau bahkan juga bisa dilakukan dengan merayap posisi miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban , maka korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan berpegangan, Model membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut korban dengan model membawa kereta.
Cara yang digunakan untuk mengangkut korban di atas merupakan cara alternatif  saja. Tetapi kalau ada alat bantu  seperti: Tandu permanen, Tandu darurat, Kain keras/ponco/jaket lengan panjang, dan Tali/webbing malah lebih bagus dan tenaga tidak banyak terkuras, beban terasa ringan

H. PERALATAN P3K
            Kebutuhan peralatan P3K disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan kemungkinan resiko bahaya yang terjadi. Berdasarkan kebutuhan, kotak peralatan P3K ddapat dikelompokan dalam kotak bentuk I, bentuk II, bentuk III, dan kotak khusus dokter.

1. Kotak P3K Bentuk I
            Kotak bentuk I berisi 10 gram kapas putih, 1 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 1 pembalut segitiga (mitella), 1 pembalut cepat steril (snelverband), 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 1 rol plester lebar 2,5 cm, 10 buah plester cepat (tensoplast, dll.), 1 buah gunting, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit (antalgin, acetosai, dll.), obat sakit perut (paverin, enterovioform, dll.), norit, obat anti alergi, obat merah (merculochrom), soda Kue, obat tetes mata, dan obat gosok.

2. Kotak P3K Bentuk II
Kotak bentuk II berisi 50 gram kapas putih, 100 gram kapas gemuk, 3 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 7,5 cm, 2 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 10 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol plester lebar 1 cm, 20 buah plester lebar 1 cm, 20 buah plester cepat, 1 bidal, 1 gunting pembalut, 1 buah sabun, 1 dos kertas pembersih (cleansing tissue), 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata,  obat gosok, salep anti histamine, salep sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.

3. Kotak P3K Bentuk III
Kotak bentuk II berisi 300 gram kapas putih, 300 gram kapas gemuk, 6 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm, 4 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 20 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 40 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol plester lebar 1 cm, 20 buah plester cepat, 1 rol plester lebar 2,5 cm, 3 bidal, 1 gunting pembalut, 1 buah sabun, 2 dos kertas pembersih, 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan,  buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata, obat gosok, salep anti histamimka, salep sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.

4. Kotak Dokter
Kotak dokter berisi 1 set alat  operasi ringan (minor surgery) lengkap, 1 botol alkohol 70% isi 100 cc, 1 botol aquades isi 100 cc, 1 botol betadine solution 60 cc, 1 botol lysol isi 100 cc, 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc, 5 spnit injection diskosable 5 cc, 20 lidi kapas, 2 flakon ATS injection isi 100 cc (disimpan ditempat sejuk), 5 flakon P.S. 4:½  atau 4:1 atau PP injectie, ampul morphine injectie, 3 ampul pethridine injectie, 2 flakon antihistamine injectie, 2 flakon anti panas injectie, 5 ampul adrenaline injectie, 1 flakon cartison injectie, 2 ampul cardizol injectie, 2 ampul aminophyline injectie, 10 sulfas atropine injectie 0,25 g, 10 sulfas atropine injectie 0,5 g, 5 ampul anti spascodik injectie, 2 handuk, 1 tempat cuci tangan, 1 mangkok bengkok, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, dan 1 daftar isi.

I.  TINDAKAN PERTOLONGAN DAN PENGOBATAN PADA KORBAN KECELAKAAN

Dalam pelaksanaan pertolongan pertama terdapat beberapa tujuan, di antaranya ialah sebagai berikut :

1.    Menyelamatkan jiwa penderita.
2.    Mencegah kecacatan.
3.    Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Dalam pertolongan pertama terdapat pelaku pertolongan pertama yang artinya ialah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam kemampuan medis dasar. Kewajiban pelaku pertolongan pertama antara lain:
1.    Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang lain di sekitarnya.
2.    Dapat menjangkau penderita baik dalam kendaraan, kerumunan massa maupun bangunan.
3.    Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
4.    Meminta bantuan ataupun rujukan apabila diperlukan.
5.    Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban.
6.    Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
7.    Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
8.    Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9.    Mempersiapkan penderita untuk ditransportasikan.

J. MENANGANI INSIDEN DENGAN P3K
Beberapa teknik menangani kecelakaan dengan tindakan P3K adalah sebagai berikut:
1. Kelainan jalan napas dan pernapasan
a. Tersendak
1)   Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
2)   Bungkukkan badan dan pukul punggung
3)   Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
4)   Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
b. Tenggelam
1)   Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari    badan, ini bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
2)   Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-siap untuk RJP
c. Menghirup gas
1)   Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
2)   Berikan oksigen bila ada
3)   Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap 10 menit.
d. Asma
1)   Tenangkan korban
2)   Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi ½ duduk dan istirahat sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara segar
3)   Suruh pasien untuk mengatur napasnya
4)   Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
5)   Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya / meminumnya

2. Gangguan sirkulasi
a. Shock
1)   Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani
2)   Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
3)   Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada patah tulang
4)   Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher, dada, dan punggang berkurang
5)   Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
6)   Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
b. Pingsan
1)   Pasien dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang
2)   Baringkan korban dalam posisi terlentang
3)   Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
4)   Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
5)   Beri udara segar
6)   Periksa kemungkinan cedera lain
7)   Selimuti korban
8)   Korban diistirahatkan beberapa saat
9)   Bila tak segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi kesehatan
c. Luka
1)   Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2)   Tutup luka dengan kasa steril/plester
3)   Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4)   Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
d. Pendarahan
Prinsip dasar pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan, tinggikan, tekan pembuluh darah dan tenangkan korban serta balut bila perlu (5T), kita juga bisa meneteskan betadine pada bagian yang luka supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi
e. Pendarahan Luar Yang Hebat
1)   Pakaian dilepas atau digulung supaya luka terlihat
2)   Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda, sebaiknya dengan perban steril atau bantalan kain bersih
3)   Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung, ditopang dan dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
4)   Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat untuk mencegah infeksi
5)   Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban steril. Balut dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak menghambat sirkulasi.
6)   Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
f. Pendarahan Dalam
1)   Korban dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan ditopang
2)   Korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan catat pernapasan, nadi dan reaksinya setiap 10 menit
3)   Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari ling tubuh. Bila mungkin, kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
g. Mimisan
1)   Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2)   Tenangkan korban
3)   Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4)   Diminta bernafas lewat mulut
5)   Bersihkan hidung luar dari darah
6)   Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

h. Lemah jantung
1)   Tenangkan korban
2)   Istirahatkan
3)   Posisi ½ duduk
4)   Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5)   Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6)   Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7)   Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
i. Luka Bakar
1)   Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2)   Perhatikan keadaan umum penderita
3)   Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh tanah
4)   Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
5)   Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan dan nadi. Siap-siap melakukan resusitasi jika perlu.
6)   Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang bekas terbakar secara hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau melekat pada luka, pakaian tidak perlu di lepas.
7)   Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada wajah tidak perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri)
8)   Mencegah terjadinya infeksi:

3. Gngguan kesadaran
a. Gangguan kesadaran karena terhambat jalan napas dll
1)   Buka jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap resusitasi
2)   Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang, jangan melangkahi korban yang yang tidak sadar
3)   Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau pernapasan
4)   Baringkan korban dalam posisi pemulihan
b. Histeria
1)   Tenangkan korban
2)   Pisahkan dari keramaian
3)   Letakkan di tempat yang tenang
4)   Awasi

4. Pengaruh panas dan dingin
a. Hipotermia
1)   Bawa korban ketempat hangat
2)   Korban dibaringkan dan diselimuti
3)   Jaga jalan nafas tetap lancar
4)   Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang berenergi tinggi seperti coklat dll
5)   Jaga korban agar tetap sadar
6)   Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi, panggil dokter
7)   Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta melakukan resusitasi jika perlu.

b. Kelelahan akibat kepanasan
1)   Baringkan korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang
2)   Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan garam rendah (1 sendok garam per liter air) sebanyak munugkin.
3)   kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
4)   Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan, minta bantuan. Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya setiap 10 menit.
c. Dehidrasi
1)   Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2)   Mengganti elektrolit yang lemah
3)   Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4)   Memberantas penyebabnya
5)   Rutinlah minum jangan tunggu haus

5. Cedera pada patah tulang, sendi dan otot
a. Patah Tulang/fraktur
1)   Bagian yang sakit di topang dengan tangan 
2)   Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian tubuh yang sehat
3)   Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
b. Patah tulang tertutup
1)   Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
2)   Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3)   Pasang bantalan didaerah patah tulang
4)   Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5)   Ikat bidai
6)   Periksa GSS (Gerakan, Sensasi (respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran darah)
c. Patah tulang terbuka
1)   Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2)   Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3)   Ikat dengan ikatan V
4)   Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
d. Kram
1)   Istirahatkan penderita
2)   Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
3)   Relaksasi
4)   Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
e. Memar
1)   Kompres penderita dengan air dingin
2)   Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
3)   Tinggikan bagian luka
f. Keseleo
1)   Korban diposisikan nyaman
2)   Kompres es/dingin
3)   Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4)   Tinggikan bagian tubuh yang luka
6. Cedera jaringan ringan
a.    Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam posisi yang nyaman bagi korban
b.    Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan es yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
c.    Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau busa yang tebal, eratkan dengan balutan
d.   Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke tempat itu berkurang dan untuk mengurangi memar
e.    Minta bantuan bila perlu.

7.  Keracunan makanan atau minuman
a.    Bawa korban ke tempat yang teduh dan segar
b.    Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati pernapasan dan sirkulasinya
c.    Cegah c edera lebih lanjut
d.   Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena bisa membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit kalau ada
e.    Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke tempat yang udaranya segar
f.     Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit di bilas dengan air megalir.
g.    Istirahatkan
h.    Jangan diberi air minum  sampai kondisinya lebih baik.

8. Benda asing
a.    Tentukan apakah mungkin atau bijaksana apabila berusahamengeluarkan benda tersebut. Ada benda yang tidak boleh dan tidak dapat dikeluarkan oleh penolong. Apabila tidak dapat dikeluarkan mintalah bantuan medis
b.    Jika benda tersebut dapat di keluarkan maka yang terpenting adalah tenangkan korban dan kurangi serta perhatikan resiko pendarahan dan terinfeksi.

9. Pusing/vertigo/nyeri kepala
a.    Istirahatkan korban
b.    Beri minuman hangat
c.    beri obat bila perlu
d.   Tangani sesuai penyebab

10. Maag/Mual
a.    Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
b.    Beri minuman hangat (teh/kopi)
c.    Jangan beri makan terlalu cepat

11.  Gigitan binatang
a. Gigitan Ular
1)   Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2)   Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3)   Cegah penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
4)   Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
5)   Letakkan daerah gigitan dari tubuh
6)   Berikan kompres es
7)   Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
b. Gigitan Lipan
1)   Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2)   Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedic
c. Gigitan Lintah dan Pacet
1)   Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2)   Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
d. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
1)   Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
2)   Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

K. KESIMPULAN
                        Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3  adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa. Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah parahnya luka/cacat akibat kecelakaan, mengurangi rasa sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang. Jenis tundakan yang dilakukan dalam P3K menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Setiap insiden memerlukan penanganan tersendiri tergantung dari kecelakaan yagn teerjadi dan berat-ringannya kejadian.
Prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat dalam P3K adalah memastikan peno;ong bukan menjadi korban berikutnya, menggunakan metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien, dan membiasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.






DAFTAR RUJUKAN



Vivianti, Maya (2015). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://mayavivianti12.blogspot.co.id/2015/03/makalah-p3k_51.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

Saputra, Wanda. (2014). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

.................... (1014). Pengertian Dasar Hukum P3K. (Online). (http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/11/pengertian-dasar-hukum-p3k.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015)

……………….. (2012). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). (Online). (http://unjakreatif.blogspot.co.id/2012/08/makalah-p3k.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

……………….. (2014). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://doktersehat.com/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

……………….. (2015) Materi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) untuk Kegiatan Outdoor. (Online). (http://kosemisme.blogspot.co.id/2015/03/materi-pertolongan-pertama-pada.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015)


PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
 (Oleh: Sandi Bagas Yuntoro)


A. PENDAHULUAN
            Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3  adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa.
Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah parahnya luka/cacat akibat kecelakaan, mengurangi rasa sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang.
Korban kecelakaan yang bagaimanakah yang perlu mendapatkan bantuan P3K? Peralatan apa sajakah yang diperlukan untuk melakukan tindakan P3K? Tindakan pertolongan dan pengobatan apa sajakah yang dapat dilakukan dalam P3K? Bagaimanakah cara menangani kecelakaan?
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang P3K perlu dipelajari beberapa hal tersebut diatas. Hal-hal yang akan diuraikan dalam makalah ini adalah: (1) tujuan P3K, (2) prinsip dasar menangani keadaan darurat, (3) sistematika pertolongan dalam P3K, (4) prioritas pertolongan, (5) katagori dan klasifikasi kecelakaan, (6) Peralatan dalam P3K, (3) tindakan pertolongan dan pengobatan pada korban kecelakaan, dan (4) cara menangani insiden dengan P3K.

B. TUJUAN P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai berikut:
1.    Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
a.    Memperhatikan kondisi dan keadaan yang mengancam korban
b.    Melaksanakan Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
c.    Mencari dan mengatasi pendarahan
2.    Mencegah cacat yang lebih berat  (mencegah kondisi memburuk)
a.    Mengadakan diagnosa
b.    Menangani korban dengan prioritas yang logis
c.    Memperhatikan kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
3.    Menunjang penyembuhan
a.    Mengurangi rasa sakit dan rasa takut
b.    Mencegah infeksi
c.    Merencanakan pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat

C. PRINSIP DASAR PENANGANAN KONDISI DARURAT
Prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.    Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
2.    Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.    Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

D. SISTEMATIKA PERTOLONGAN PERTAMA
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah:
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

E. PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
1.    Henti napas
2.    Henti jantung
3.    Pendarahan berat
4.    Shock
5.    Ketidak sadaran
6.    Pendaraahan ringan
7.    Patah tulang atau cedera lain

F. KATAGORI DAN KLASIFIKASI KECELAKAAN
            Katagori dan klasifikasi kecelakaan diperlukan untuk menentukan tindakan seperlunya yang tepat yang perlu dilakukan pada korban kecelakaan. Tindakan ini harus dapat mengurangi/menyembuhkan luka/cedera dan tidak menyebabkan bahaya yang lebih berat pada korban.
Katagori korban yang perlu mendapatkan  bantuan P3K adalah sebagai berikut:
1.    Katagori darurat (emergency), yaitu kecelakaan yang mengancam jiwa dan korban akan meninggal dengan cepat bila tidak segera mendapatkan tindakan/terapi dengan segera,
2.    Katagori penting (urgen), yaitu kecelakaan yang perlu dilakukan tindakan dan terapi ½-2 jam setelah kecelakaan,
3.    Katagori ditangguhkan, yaitu kecelakaan yang tindakan/terapinya dapat diberikan setelah 4-6 jam setelah kecelakaan.

Sedangkan klasifikasi/labelisasi bagi korban kecelakaan dibagi dalam 5 kelompok, yaitu: Label hijau, yaitu untuk korban gawat darurat semu,
1.    Label kuning, yaitu untuk korban gawat darurat ringan,
2.    Label merah, yaitu untuk korban gawat darurat berat,
3.    Label biru, yaitu untuk korban gawat darurat ancam nyawa,
4.    Label hitam, yaitu untuk korban mati. Klasifikasi ini diberikan terhadap kasus kecelakaan yang melibatkan banyak korban misalnya adalah akibat bencana alam.

Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan dalam P3K adalah pemberian bantuan harus diperhatikan tentang peredaran darah ke otak.  Bila peredaran darah ke otak terlambat beberapa detik bahkan beberapa menit akan mengakibatkan kasus sebagai berikut:
1.    Berhenti 10 detik akan mengakibatkan kesadaran menurun,
2.    Berhenti 15-20 detik akan mengakibatkan kegiatan otak berhenti,
3.    Berhenti 3-5 menit akan mengakibatkan sel otak mulai rusak,
4.    Berhenti 10 menit akan mengakibatkan sel otak mati dan menyebabkan kematian.

            Kebutuhan jumlah petugas P3K disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat kerja. Secara umum, tempat kerja dengan resiko ringan (toko, kantor, perpustakaan) diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 200 pekerja; tempat kerja dengan resiko menengah (pekerjaan teknik ringan, gudang, proses makanan) diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 100 pekerja; dan untuk tempat kerja dengan resiko tinggi (industri berat, kimia, rumah pemotongan hewan) diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 50 pekerja dan petugas harus pernah mengalami pelatihan penanganan kondisi darurat.

Beberapa keluhan dan gejala penyakit atau derita korban yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1.    Keluhan yang mungkin diungkapkan korban:
Misalnya: nyeri, takut, panas, tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah, gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.

2.    Gejala yang mungkin dilihat (ekspresi):
Misalnya: Cemas dan nyeri, gerakan dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh, bereaksi bila disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot, bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas gigitan, bekas muntahan, dll.

3.    Gejala yang didapatkan dari perabaan:
Misalya: lembab, suhu tubuh abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas (perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
4.    Gejala yang mungkin didengar:
Misalnya: napas bising atau sesak, rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.

5.    Gejala yang mungkin dicium:
Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau uap, asap atau terbakar.

G. EVAKUASI KORBAN
Evakuasi adalah untuk memindahkan korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
1.    Dilakukan jika mutlak perlu
2.    Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.    Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau bahkan kematian

Dalam melaksanakan proses evakusi korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan, namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan, kondisi korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat bantu untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya langsung tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban harus dipondong apabila korban ringan dan anak-anak, di gendong apabila korban sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang, dipapah apabila korban tanpa luka di bahu atas, di panggul atau digendong atau bahkan juga bisa dilakukan dengan merayap posisi miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban , maka korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan berpegangan, Model membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut korban dengan model membawa kereta.
Cara yang digunakan untuk mengangkut korban di atas merupakan cara alternatif  saja. Tetapi kalau ada alat bantu  seperti: Tandu permanen, Tandu darurat, Kain keras/ponco/jaket lengan panjang, dan Tali/webbing malah lebih bagus dan tenaga tidak banyak terkuras, beban terasa ringan

H. PERALATAN P3K
            Kebutuhan peralatan P3K disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan kemungkinan resiko bahaya yang terjadi. Berdasarkan kebutuhan, kotak peralatan P3K ddapat dikelompokan dalam kotak bentuk I, bentuk II, bentuk III, dan kotak khusus dokter.

1. Kotak P3K Bentuk I
            Kotak bentuk I berisi 10 gram kapas putih, 1 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 1 pembalut segitiga (mitella), 1 pembalut cepat steril (snelverband), 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 1 rol plester lebar 2,5 cm, 10 buah plester cepat (tensoplast, dll.), 1 buah gunting, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit (antalgin, acetosai, dll.), obat sakit perut (paverin, enterovioform, dll.), norit, obat anti alergi, obat merah (merculochrom), soda Kue, obat tetes mata, dan obat gosok.

2. Kotak P3K Bentuk II
Kotak bentuk II berisi 50 gram kapas putih, 100 gram kapas gemuk, 3 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 7,5 cm, 2 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 10 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol plester lebar 1 cm, 20 buah plester lebar 1 cm, 20 buah plester cepat, 1 bidal, 1 gunting pembalut, 1 buah sabun, 1 dos kertas pembersih (cleansing tissue), 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata,  obat gosok, salep anti histamine, salep sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.

3. Kotak P3K Bentuk III
Kotak bentuk II berisi 300 gram kapas putih, 300 gram kapas gemuk, 6 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm, 4 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 20 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 40 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol plester lebar 1 cm, 20 buah plester cepat, 1 rol plester lebar 2,5 cm, 3 bidal, 1 gunting pembalut, 1 buah sabun, 2 dos kertas pembersih, 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan,  buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata, obat gosok, salep anti histamimka, salep sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.

4. Kotak Dokter
Kotak dokter berisi 1 set alat  operasi ringan (minor surgery) lengkap, 1 botol alkohol 70% isi 100 cc, 1 botol aquades isi 100 cc, 1 botol betadine solution 60 cc, 1 botol lysol isi 100 cc, 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc, 5 spnit injection diskosable 5 cc, 20 lidi kapas, 2 flakon ATS injection isi 100 cc (disimpan ditempat sejuk), 5 flakon P.S. 4:½  atau 4:1 atau PP injectie, ampul morphine injectie, 3 ampul pethridine injectie, 2 flakon antihistamine injectie, 2 flakon anti panas injectie, 5 ampul adrenaline injectie, 1 flakon cartison injectie, 2 ampul cardizol injectie, 2 ampul aminophyline injectie, 10 sulfas atropine injectie 0,25 g, 10 sulfas atropine injectie 0,5 g, 5 ampul anti spascodik injectie, 2 handuk, 1 tempat cuci tangan, 1 mangkok bengkok, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, dan 1 daftar isi.

I.  TINDAKAN PERTOLONGAN DAN PENGOBATAN PADA KORBAN KECELAKAAN

Dalam pelaksanaan pertolongan pertama terdapat beberapa tujuan, di antaranya ialah sebagai berikut :

1.    Menyelamatkan jiwa penderita.
2.    Mencegah kecacatan.
3.    Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Dalam pertolongan pertama terdapat pelaku pertolongan pertama yang artinya ialah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam kemampuan medis dasar. Kewajiban pelaku pertolongan pertama antara lain:
1.    Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang lain di sekitarnya.
2.    Dapat menjangkau penderita baik dalam kendaraan, kerumunan massa maupun bangunan.
3.    Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
4.    Meminta bantuan ataupun rujukan apabila diperlukan.
5.    Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban.
6.    Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
7.    Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
8.    Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9.    Mempersiapkan penderita untuk ditransportasikan.

J. MENANGANI INSIDEN DENGAN P3K
Beberapa teknik menangani kecelakaan dengan tindakan P3K adalah sebagai berikut:
1. Kelainan jalan napas dan pernapasan
a. Tersendak
1)   Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
2)   Bungkukkan badan dan pukul punggung
3)   Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
4)   Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
b. Tenggelam
1)   Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari    badan, ini bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
2)   Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi Hipothermia) dan siap-siap untuk RJP
c. Menghirup gas
1)   Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang berudara segar
2)   Berikan oksigen bila ada
3)   Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan tingkat reaksinya setiap 10 menit.
d. Asma
1)   Tenangkan korban
2)   Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi ½ duduk dan istirahat sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara segar
3)   Suruh pasien untuk mengatur napasnya
4)   Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
5)   Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya / meminumnya

2. Gangguan sirkulasi
a. Shock
1)   Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda tangani
2)   Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih rendah
3)   Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda menduga ada patah tulang
4)   Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada keher, dada, dan punggang berkurang
5)   Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
6)   Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi tiap 10 menit
b. Pingsan
1)   Pasien dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan ditopang
2)   Baringkan korban dalam posisi terlentang
3)   Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
4)   Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
5)   Beri udara segar
6)   Periksa kemungkinan cedera lain
7)   Selimuti korban
8)   Korban diistirahatkan beberapa saat
9)   Bila tak segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi kesehatan
c. Luka
1)   Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2)   Tutup luka dengan kasa steril/plester
3)   Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4)   Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
d. Pendarahan
Prinsip dasar pertolongan pada pendarahan adalah tekan, tinggikan, tinggikan, tekan pembuluh darah dan tenangkan korban serta balut bila perlu (5T), kita juga bisa meneteskan betadine pada bagian yang luka supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi
e. Pendarahan Luar Yang Hebat
1)   Pakaian dilepas atau digulung supaya luka terlihat
2)   Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak tangan anda, sebaiknya dengan perban steril atau bantalan kain bersih
3)   Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas jantung, ditopang dan dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
4)   Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih lambat untuk mencegah infeksi
5)   Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan perban steril. Balut dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak menghambat sirkulasi.
6)   Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
f. Pendarahan Dalam
1)   Korban dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan ditopang
2)   Korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan catat pernapasan, nadi dan reaksinya setiap 10 menit
3)   Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari ling tubuh. Bila mungkin, kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
g. Mimisan
1)   Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2)   Tenangkan korban
3)   Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4)   Diminta bernafas lewat mulut
5)   Bersihkan hidung luar dari darah
6)   Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama

h. Lemah jantung
1)   Tenangkan korban
2)   Istirahatkan
3)   Posisi ½ duduk
4)   Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5)   Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6)   Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7)   Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
i. Luka Bakar
1)   Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2)   Perhatikan keadaan umum penderita
3)   Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan menyetuh tanah
4)   Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
5)   Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas, pernapasan dan nadi. Siap-siap melakukan resusitasi jika perlu.
6)   Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan pakain yang bekas terbakar secara hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau melekat pada luka, pakaian tidak perlu di lepas.
7)   Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya (luka pada wajah tidak perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air untuk meredakan nyeri)
8)   Mencegah terjadinya infeksi:

3. Gngguan kesadaran
a. Gangguan kesadaran karena terhambat jalan napas dll
1)   Buka jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap resusitasi
2)   Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang, jangan melangkahi korban yang yang tidak sadar
3)   Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau pernapasan
4)   Baringkan korban dalam posisi pemulihan
b. Histeria
1)   Tenangkan korban
2)   Pisahkan dari keramaian
3)   Letakkan di tempat yang tenang
4)   Awasi

4. Pengaruh panas dan dingin
a. Hipotermia
1)   Bawa korban ketempat hangat
2)   Korban dibaringkan dan diselimuti
3)   Jaga jalan nafas tetap lancar
4)   Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau makan yang berenergi tinggi seperti coklat dll
5)   Jaga korban agar tetap sadar
6)   Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau masih bayi, panggil dokter
7)   Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan napasnya, serta melakukan resusitasi jika perlu.

b. Kelelahan akibat kepanasan
1)   Baringkan korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan ydan ditopang
2)   Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang memiliki kandungan garam rendah (1 sendok garam per liter air) sebanyak munugkin.
3)   kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar berobat ke dokter
4)   Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam posisi pemulihan, minta bantuan. Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta tingkat reaksinya setiap 10 menit.
c. Dehidrasi
1)   Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2)   Mengganti elektrolit yang lemah
3)   Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4)   Memberantas penyebabnya
5)   Rutinlah minum jangan tunggu haus

5. Cedera pada patah tulang, sendi dan otot
a. Patah Tulang/fraktur
1)   Bagian yang sakit di topang dengan tangan 
2)   Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di satukan dengan bagian tubuh yang sehat
3)   Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin bagian yang cedera ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10 menit.
b. Patah tulang tertutup
1)   Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai) disisi yang sehat
2)   Pasang kain pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3)   Pasang bantalan didaerah patah tulang
4)   Pasang bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5)   Ikat bidai
6)   Periksa GSS (Gerakan, Sensasi (respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran darah)
c. Patah tulang terbuka
1)   Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang yang mencuat
2)   Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut cincin
3)   Ikat dengan ikatan V
4)   Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang tertutup
d. Kram
1)   Istirahatkan penderita
2)   Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
3)   Relaksasi
4)   Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan kontraksi
e. Memar
1)   Kompres penderita dengan air dingin
2)   Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
3)   Tinggikan bagian luka
f. Keseleo
1)   Korban diposisikan nyaman
2)   Kompres es/dingin
3)   Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4)   Tinggikan bagian tubuh yang luka
6. Cedera jaringan ringan
a.    Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang cedera dalam posisi yang nyaman bagi korban
b.    Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan) bagian tersebut dengan es yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak dan nyeri.
c.    Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan gumpalan kapas atau busa yang tebal, eratkan dengan balutan
d.   Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya aliran darah ke tempat itu berkurang dan untuk mengurangi memar
e.    Minta bantuan bila perlu.

7.  Keracunan makanan atau minuman
a.    Bawa korban ke tempat yang teduh dan segar
b.    Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu terbuka dan amati pernapasan dan sirkulasinya
c.    Cegah c edera lebih lanjut
d.   Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah karena bisa membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit kalau ada
e.    Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ke tempat yang udaranya segar
f.     Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang masih ada pada kulit di bilas dengan air megalir.
g.    Istirahatkan
h.    Jangan diberi air minum  sampai kondisinya lebih baik.

8. Benda asing
a.    Tentukan apakah mungkin atau bijaksana apabila berusahamengeluarkan benda tersebut. Ada benda yang tidak boleh dan tidak dapat dikeluarkan oleh penolong. Apabila tidak dapat dikeluarkan mintalah bantuan medis
b.    Jika benda tersebut dapat di keluarkan maka yang terpenting adalah tenangkan korban dan kurangi serta perhatikan resiko pendarahan dan terinfeksi.

9. Pusing/vertigo/nyeri kepala
a.    Istirahatkan korban
b.    Beri minuman hangat
c.    beri obat bila perlu
d.   Tangani sesuai penyebab

10. Maag/Mual
a.    Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring sesuai kondisi korban
b.    Beri minuman hangat (teh/kopi)
c.    Jangan beri makan terlalu cepat

11.  Gigitan binatang
a. Gigitan Ular
1)   Telentangkan atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2)   Tenangkan penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3)   Cegah penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
4)   Torniquet di bagian proximal daerah gigitan pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15 menit selama + 30 detik
5)   Letakkan daerah gigitan dari tubuh
6)   Berikan kompres es
7)   Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
b. Gigitan Lipan
1)   Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2)   Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke paramedic
c. Gigitan Lintah dan Pacet
1)   Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air garam
2)   Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
d. Sengatan Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
1)   Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
2)   Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan larutan garam inggris.

K. KESIMPULAN
                        Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3  adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa. Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah parahnya luka/cacat akibat kecelakaan, mengurangi rasa sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang. Jenis tundakan yang dilakukan dalam P3K menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada. Setiap insiden memerlukan penanganan tersendiri tergantung dari kecelakaan yagn teerjadi dan berat-ringannya kejadian.
Prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat dalam P3K adalah memastikan peno;ong bukan menjadi korban berikutnya, menggunakan metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien, dan membiasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.






DAFTAR RUJUKAN



Vivianti, Maya (2015). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://mayavivianti12.blogspot.co.id/2015/03/makalah-p3k_51.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

Saputra, Wanda. (2014). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

.................... (1014). Pengertian Dasar Hukum P3K. (Online). (http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/11/pengertian-dasar-hukum-p3k.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015)

……………….. (2012). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K). (Online). (http://unjakreatif.blogspot.co.id/2012/08/makalah-p3k.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

……………….. (2014). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://doktersehat.com/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).

……………….. (2015) Materi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) untuk Kegiatan Outdoor. (Online). (http://kosemisme.blogspot.co.id/2015/03/materi-pertolongan-pertama-pada.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar