PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
A. PENDAHULUAN
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3 adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan
sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa.
Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah
parahnya luka/cacat akibat
kecelakaan, mengurangi rasa
sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk
pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah
kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan
tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang.
Korban kecelakaan yang
bagaimanakah yang perlu mendapatkan bantuan P3K? Peralatan apa sajakah yang
diperlukan untuk melakukan tindakan P3K? Tindakan pertolongan dan pengobatan
apa sajakah yang dapat dilakukan dalam P3K? Bagaimanakah cara menangani
kecelakaan?
Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang P3K perlu dipelajari beberapa hal tersebut diatas. Hal-hal yang akan
diuraikan dalam makalah ini adalah: (1) tujuan P3K, (2) prinsip dasar
menangani keadaan darurat, (3) sistematika pertolongan dalam P3K, (4) prioritas
pertolongan, (5) katagori dan
klasifikasi kecelakaan, (6) Peralatan dalam P3K, (3) tindakan pertolongan dan
pengobatan pada korban kecelakaan, dan (4) cara menangani insiden dengan
P3K.
B. TUJUAN
P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai
berikut:
1. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
a.
Memperhatikan kondisi
dan keadaan yang mengancam korban
b.
Melaksanakan
Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
c.
Mencari dan
mengatasi pendarahan
2.
Mencegah cacat
yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
a.
Mengadakan
diagnosa
b.
Menangani korban
dengan prioritas yang logis
c.
Memperhatikan
kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
3.
Menunjang
penyembuhan
a.
Mengurangi rasa
sakit dan rasa takut
b.
Mencegah infeksi
c.
Merencanakan
pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat
C. PRINSIP
DASAR PENANGANAN KONDISI DARURAT
Prinsip
dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.
Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita
menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih
dalam bahaya.
2.
Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat,
manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah
perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.
Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda
lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna
bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
D. SISTEMATIKA PERTOLONGAN PERTAMA
Secara
umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah:
1.
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap
tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka
ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk
ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa
yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
E. PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang
harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
1.
Henti napas
2.
Henti jantung
3.
Pendarahan berat
4.
Shock
5.
Ketidak sadaran
6.
Pendaraahan
ringan
7.
Patah tulang atau
cedera lain
F. KATAGORI DAN KLASIFIKASI KECELAKAAN
Katagori dan klasifikasi kecelakaan diperlukan
untuk menentukan tindakan seperlunya yang tepat yang perlu dilakukan pada
korban kecelakaan. Tindakan ini harus dapat mengurangi/menyembuhkan luka/cedera
dan tidak menyebabkan bahaya yang lebih berat pada korban.
Katagori korban yang perlu
mendapatkan bantuan P3K adalah sebagai
berikut:
1. Katagori darurat (emergency), yaitu kecelakaan yang mengancam jiwa dan korban akan meninggal dengan cepat bila tidak segera
mendapatkan tindakan/terapi dengan segera,
2. Katagori penting (urgen), yaitu kecelakaan yang perlu dilakukan tindakan dan terapi ½-2 jam setelah kecelakaan,
3. Katagori ditangguhkan, yaitu kecelakaan yang tindakan/terapinya dapat diberikan setelah 4-6 jam setelah kecelakaan.
Sedangkan klasifikasi/labelisasi bagi korban kecelakaan dibagi
dalam 5 kelompok, yaitu: Label hijau, yaitu untuk korban
gawat darurat semu,
1. Label kuning, yaitu untuk korban
gawat darurat ringan,
2. Label merah, yaitu untuk korban
gawat darurat berat,
3. Label biru, yaitu untuk korban gawat darurat ancam nyawa,
4. Label hitam, yaitu untuk korban mati. Klasifikasi ini
diberikan terhadap kasus kecelakaan yang melibatkan banyak korban misalnya
adalah akibat bencana alam.
Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan dalam P3K adalah pemberian bantuan harus diperhatikan
tentang peredaran darah ke otak. Bila peredaran darah ke otak terlambat beberapa detik bahkan beberapa menit
akan mengakibatkan kasus sebagai berikut:
1. Berhenti 10 detik akan mengakibatkan kesadaran menurun,
2. Berhenti 15-20 detik akan mengakibatkan kegiatan
otak berhenti,
3. Berhenti 3-5 menit akan
mengakibatkan sel
otak mulai rusak,
4. Berhenti 10 menit akan mengakibatkan sel otak mati dan menyebabkan kematian.
Kebutuhan
jumlah petugas P3K disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat kerja.
Secara umum, tempat kerja dengan resiko ringan (toko, kantor, perpustakaan)
diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 200 pekerja; tempat kerja dengan
resiko menengah (pekerjaan teknik ringan, gudang, proses makanan) diperlukan 1
orang tenaga P3K untuk setiap 100 pekerja; dan untuk tempat kerja dengan resiko
tinggi (industri berat, kimia, rumah pemotongan hewan) diperlukan 1 orang
tenaga P3K untuk setiap 50 pekerja dan petugas harus pernah mengalami pelatihan
penanganan kondisi darurat.
Beberapa keluhan
dan gejala penyakit atau derita korban yang perlu diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Keluhan
yang mungkin diungkapkan korban:
Misalnya: nyeri, takut, panas,
tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan
abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah,
gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.
2. Gejala
yang mungkin dilihat (ekspresi):
Misalnya: Cemas dan nyeri, gerakan
dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh, bereaksi bila
disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot,
bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas
gigitan, bekas muntahan, dll.
3. Gejala
yang didapatkan dari perabaan:
Misalya: lembab, suhu tubuh
abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas
(perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
4. Gejala
yang mungkin didengar:
Misalnya: napas bising atau sesak,
rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.
5. Gejala
yang mungkin dicium:
Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau
uap, asap atau terbakar.
G. EVAKUASI KORBAN
Evakuasi adalah untuk memindahkan
korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan
medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
1.
Dilakukan jika
mutlak perlu
2.
Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.
Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta
memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian
Dalam melaksanakan proses evakusi
korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan, namun hal
tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan, kondisi
korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat bantu
untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya langsung
tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban harus dipondong
apabila korban ringan dan anak-anak, di gendong apabila korban
sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang, dipapah
apabila korban tanpa luka di bahu atas, di panggul atau digendong
atau bahkan juga bisa dilakukan dengan merayap posisi
miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban , maka
korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan
berpegangan, Model membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut
korban dengan model membawa kereta.
Cara
yang digunakan untuk mengangkut korban di atas merupakan cara alternatif
saja. Tetapi kalau ada alat bantu seperti: Tandu permanen, Tandu darurat, Kain keras/ponco/jaket lengan panjang, dan Tali/webbing malah lebih bagus dan tenaga tidak
banyak terkuras, beban terasa ringan
H. PERALATAN P3K
Kebutuhan peralatan
P3K disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan kemungkinan resiko bahaya yang
terjadi. Berdasarkan kebutuhan, kotak peralatan P3K ddapat dikelompokan dalam
kotak bentuk I, bentuk II, bentuk III, dan kotak khusus dokter.
1. Kotak P3K Bentuk I
Kotak bentuk I berisi 10 gram kapas putih, 1 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 1 pembalut segitiga (mitella), 1 pembalut cepat steril (snelverband), 10 buah kassa steril ukuran 5x5
cm, 1 rol plester lebar 2,5 cm, 10 buah plester cepat (tensoplast,
dll.), 1 buah gunting, 1
buku catatan, 1 buku pedoman
P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit (antalgin,
acetosai, dll.), obat sakit perut (paverin,
enterovioform, dll.), norit, obat anti alergi, obat merah (merculochrom), soda
Kue, obat tetes mata, dan obat gosok.
2. Kotak P3K Bentuk II
Kotak bentuk II berisi 50
gram kapas putih, 100 gram
kapas gemuk, 3 rol pembalut
gulung lebar 2,5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 7,5 cm, 2 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 10 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol
plester lebar 1 cm, 20 buah
plester lebar 1 cm, 20 buah
plester cepat, 1 bidal, 1 gunting pembalut, 1 buah sabun, 1 dos kertas pembersih (cleansing
tissue), 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda
kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata, obat gosok, salep
anti histamine, salep
sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan
rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.
3. Kotak P3K Bentuk III
Kotak bentuk II berisi
300 gram kapas putih, 300
gram kapas gemuk, 6 rol
pembalut gulung lebar 2,5 cm, 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm, 4 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 20 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 40 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol
plester lebar 1 cm, 20 buah
plester cepat, 1 rol plester
lebar 2,5 cm, 3 bidal, 1 gunting pembalut, 1
buah sabun, 2 dos kertas
pembersih, 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan, buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda
kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata, obat gosok, salep anti histamimka, salep sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.
4. Kotak Dokter
Kotak dokter berisi 1
set alat operasi
ringan (minor surgery)
lengkap, 1 botol alkohol 70% isi 100 cc, 1
botol aquades isi 100 cc, 1 botol betadine solution
60 cc, 1 botol lysol
isi 100 cc, 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc, 5 spnit injection diskosable 5 cc, 20 lidi kapas, 2
flakon ATS injection isi 100 cc
(disimpan ditempat sejuk), 5 flakon P.S. 4:½ atau 4:1 atau PP injectie, ampul morphine injectie, 3 ampul pethridine injectie, 2
flakon antihistamine injectie, 2 flakon anti panas injectie, 5 ampul adrenaline injectie, 1 flakon cartison injectie, 2 ampul cardizol injectie, 2 ampul aminophyline injectie, 10
sulfas atropine injectie 0,25 g, 10 sulfas
atropine injectie 0,5 g, 5 ampul anti spascodik injectie,
2 handuk, 1 tempat
cuci tangan, 1 mangkok
bengkok, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, dan 1 daftar isi.
I. TINDAKAN PERTOLONGAN DAN PENGOBATAN PADA KORBAN KECELAKAAN
Dalam pelaksanaan pertolongan pertama terdapat beberapa tujuan, di antaranya ialah sebagai berikut :
1.
Menyelamatkan jiwa penderita.
2.
Mencegah kecacatan.
3.
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses
penyembuhan.
Dalam pertolongan pertama terdapat pelaku pertolongan pertama
yang artinya ialah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang
memiliki kemampuan dan terlatih dalam kemampuan medis dasar. Kewajiban pelaku
pertolongan pertama antara lain:
1.
Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan
orang lain di sekitarnya.
2.
Dapat menjangkau penderita baik dalam kendaraan,
kerumunan massa maupun bangunan.
3.
Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam
nyawa.
4.
Meminta bantuan ataupun rujukan apabila diperlukan.
5.
Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat
berdasarkan keadaan korban.
6.
Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
7.
Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
8.
Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9.
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasikan.
J. MENANGANI INSIDEN DENGAN P3K
Beberapa teknik menangani
kecelakaan dengan tindakan P3K adalah sebagai berikut:
1. Kelainan
jalan napas dan pernapasan
a. Tersendak
1)
Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
2)
Bungkukkan badan dan pukul punggung
3)
Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
4)
Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
b. Tenggelam
1)
Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari
badan, ini bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
2)
Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi
Hipothermia) dan siap-siap untuk RJP
c. Menghirup gas
1)
Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang
berudara segar
2)
Berikan oksigen bila ada
3)
Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan
tingkat reaksinya setiap 10 menit.
d. Asma
1)
Tenangkan korban
2)
Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi ½
duduk dan istirahat sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara
segar
3)
Suruh pasien untuk mengatur napasnya
4)
Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
5)
Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya /
meminumnya
2. Gangguan
sirkulasi
a. Shock
1)
Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda
tangani
2)
Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih
rendah
3)
Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda
menduga ada patah tulang
4)
Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada
keher, dada, dan punggang berkurang
5)
Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
6)
Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi
tiap 10 menit
b. Pingsan
1)
Pasien dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan
ditopang
2)
Baringkan korban dalam posisi terlentang
3)
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
4)
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang
yang menghambat pernafasan
5)
Beri udara segar
6)
Periksa kemungkinan cedera lain
7)
Selimuti korban
8)
Korban diistirahatkan beberapa saat
9)
Bila tak
segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi
kesehatan
c. Luka
1)
Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2)
Tutup luka
dengan kasa steril/plester
3)
Balut tekan
(jika pendarahannya besar)
4)
Jika hanya
lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
d. Pendarahan
Prinsip dasar pertolongan pada pendarahan adalah
tekan, tinggikan, tinggikan, tekan pembuluh darah dan tenangkan korban serta
balut bila perlu (5T), kita juga bisa meneteskan betadine pada bagian yang luka
supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi
e. Pendarahan Luar Yang Hebat
1)
Pakaian dilepas atau digulung supaya luka terlihat
2)
Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak
tangan anda, sebaiknya dengan perban steril atau bantalan kain bersih
3)
Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas
jantung, ditopang dan dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
4)
Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih
lambat untuk mencegah infeksi
5)
Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan
perban steril. Balut dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak
menghambat sirkulasi.
6)
Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
f. Pendarahan Dalam
1)
Korban dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan
ditopang
2)
Korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan
catat pernapasan, nadi dan reaksinya setiap 10 menit
3)
Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari
ling tubuh. Bila mungkin, kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
g. Mimisan
1)
Bawa korban
ke tempat sejuk/nyaman
2)
Tenangkan korban
3)
Korban
diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4)
Diminta bernafas lewat mulut
5)
Bersihkan hidung luar dari darah
6)
Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi
tindakan Pertolongan Pertama
h. Lemah jantung
1)
Tenangkan korban
2)
Istirahatkan
3)
Posisi ½ duduk
4)
Buka jalan
pernafasan dan atur nafas
5)
Longgarkan
pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6)
Jangan beri
makan/minum terlebih dahulu
7)
Jangan
biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
i. Luka Bakar
1)
Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2)
Perhatikan keadaan umum penderita
3)
Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan
menyetuh tanah
4)
Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
5)
Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas,
pernapasan dan nadi. Siap-siap melakukan resusitasi jika perlu.
6)
Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan
pakain yang bekas terbakar secara hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau
melekat pada luka, pakaian tidak perlu di lepas.
7)
Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya
(luka pada wajah tidak perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air
untuk meredakan nyeri)
8)
Mencegah terjadinya infeksi:
3. Gngguan
kesadaran
a. Gangguan kesadaran karena terhambat jalan napas dll
1)
Buka jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap
resusitasi
2)
Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang,
jangan melangkahi korban yang yang tidak sadar
3)
Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau
pernapasan
4)
Baringkan korban dalam posisi pemulihan
b. Histeria
1)
Tenangkan korban
2)
Pisahkan dari keramaian
3)
Letakkan di tempat yang tenang
4)
Awasi
4. Pengaruh
panas dan dingin
a. Hipotermia
1)
Bawa korban ketempat hangat
2)
Korban dibaringkan dan diselimuti
3)
Jaga jalan nafas tetap lancar
4)
Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau
makan yang berenergi tinggi seperti coklat dll
5)
Jaga korban agar tetap sadar
6)
Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau
masih bayi, panggil dokter
7)
Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan
napasnya, serta melakukan resusitasi jika perlu.
b. Kelelahan akibat kepanasan
1)
Baringkan korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan
ydan ditopang
2)
Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang
memiliki kandungan garam rendah (1 sendok garam per liter air) sebanyak
munugkin.
3)
kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar
berobat ke dokter
4)
Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam
posisi pemulihan, minta bantuan. Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta
tingkat reaksinya setiap 10 menit.
c. Dehidrasi
1)
Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2)
Mengganti elektrolit yang lemah
3)
Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4)
Memberantas penyebabnya
5)
Rutinlah minum jangan tunggu haus
5. Cedera
pada patah tulang, sendi dan otot
a. Patah Tulang/fraktur
1)
Bagian yang sakit di topang dengan tangan
2)
Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di
satukan dengan bagian tubuh yang sehat
3)
Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin
bagian yang cedera ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10
menit.
b. Patah tulang tertutup
1)
Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai)
disisi yang sehat
2)
Pasang kain
pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3)
Pasang bantalan didaerah patah tulang
4)
Pasang
bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5)
Ikat bidai
6)
Periksa GSS (Gerakan, Sensasi
(respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran darah)
c. Patah tulang terbuka
1)
Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang
yang mencuat
2)
Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut
cincin
3)
Ikat dengan ikatan V
4)
Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang
tertutup
d. Kram
1)
Istirahatkan penderita
2)
Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
3)
Relaksasi
4)
Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan
kontraksi
e. Memar
1)
Kompres penderita dengan air dingin
2)
Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
3)
Tinggikan bagian luka
f. Keseleo
1)
Korban diposisikan nyaman
2)
Kompres es/dingin
3)
Balut tekan
dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4)
Tinggikan bagian tubuh yang luka
6. Cedera
jaringan ringan
a.
Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang
cedera dalam posisi yang nyaman bagi korban
b.
Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan)
bagian tersebut dengan es yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak
dan nyeri.
c.
Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan
gumpalan kapas atau busa yang tebal, eratkan dengan balutan
d.
Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya
aliran darah ke tempat itu berkurang dan untuk mengurangi memar
e.
Minta bantuan bila perlu.
7. Keracunan
makanan atau minuman
a.
Bawa korban
ke tempat yang teduh dan segar
b.
Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu
terbuka dan amati pernapasan dan sirkulasinya
c.
Cegah c edera lebih lanjut
d.
Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah
karena bisa membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit
kalau ada
e.
Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari
bahaya dan bawa ke tempat yang udaranya segar
f.
Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang
masih ada pada kulit di bilas dengan air megalir.
g.
Istirahatkan
h.
Jangan
diberi air minum sampai kondisinya lebih baik.
8. Benda
asing
a.
Tentukan apakah mungkin atau bijaksana apabila
berusahamengeluarkan benda tersebut. Ada benda yang tidak boleh dan tidak dapat
dikeluarkan oleh penolong. Apabila tidak dapat dikeluarkan mintalah bantuan
medis
b.
Jika benda tersebut dapat di keluarkan maka yang
terpenting adalah tenangkan korban dan kurangi serta perhatikan resiko
pendarahan dan terinfeksi.
9. Pusing/vertigo/nyeri
kepala
a.
Istirahatkan korban
b.
Beri minuman hangat
c.
beri obat bila perlu
d.
Tangani sesuai penyebab
10. Maag/Mual
a.
Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun
berbaring sesuai kondisi korban
b.
Beri minuman hangat (teh/kopi)
c.
Jangan beri makan terlalu cepat
11. Gigitan
binatang
a. Gigitan Ular
1)
Telentangkan
atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2)
Tenangkan
penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3)
Cegah
penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
4)
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15
menit selama + 30 detik
5)
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
6)
Berikan kompres es
7)
Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu
diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
b. Gigitan Lipan
1)
Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat
antiseptik
2)
Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke
paramedic
c. Gigitan Lintah dan
Pacet
1)
Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air
garam
2)
Bila ada
tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
d. Sengatan Lebah/Tawon
dan Hewan Penyengat lainnya
1)
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat
itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak
memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau
bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
2)
Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.
K. KESIMPULAN
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3 adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan
sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa. Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah
parahnya luka/cacat akibat
kecelakaan, mengurangi rasa
sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk
pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah
kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan
tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang.
Jenis tundakan yang dilakukan dalam P3K menyesuaikan situasi dan kondisi yang
ada. Setiap insiden memerlukan penanganan tersendiri tergantung dari kecelakaan
yagn teerjadi dan berat-ringannya kejadian.
Prinsip
dasar dalam menangani suatu keadaan darurat dalam P3K adalah memastikan
peno;ong bukan menjadi korban berikutnya, menggunakan metode atau cara pertolongan
yang cepat, mudah dan efesien, dan membiasakan membuat catatan tentang
usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan, identitas korban, tempat dan
waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau
pertolongan tambahan oleh pihak lain.
DAFTAR RUJUKAN
Vivianti, Maya (2015). Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://mayavivianti12.blogspot.co.id/2015/03/makalah-p3k_51.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
Saputra, Wanda. (2014). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
.................... (1014). Pengertian
Dasar Hukum P3K. (Online). (http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/11/pengertian-dasar-hukum-p3k.html, Diakses Tanggal
22 Oktober 2015)
……………….. (2012). Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (P3K). (Online). (http://unjakreatif.blogspot.co.id/2012/08/makalah-p3k.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
……………….. (2014). Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://doktersehat.com/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/,
Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
……………….. (2015) Materi
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) untuk Kegiatan Outdoor. (Online).
(http://kosemisme.blogspot.co.id/2015/03/materi-pertolongan-pertama-pada.html,
Diakses Tanggal 22 Oktober 2015)
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
(Oleh: Sandi Bagas Yuntoro)
A. PENDAHULUAN
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3 adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan
sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa.
Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah
parahnya luka/cacat akibat
kecelakaan, mengurangi rasa
sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk
pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah
kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan
tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang.
Korban kecelakaan yang
bagaimanakah yang perlu mendapatkan bantuan P3K? Peralatan apa sajakah yang
diperlukan untuk melakukan tindakan P3K? Tindakan pertolongan dan pengobatan
apa sajakah yang dapat dilakukan dalam P3K? Bagaimanakah cara menangani
kecelakaan?
Untuk mengetahui lebih lanjut
tentang P3K perlu dipelajari beberapa hal tersebut diatas. Hal-hal yang akan
diuraikan dalam makalah ini adalah: (1) tujuan P3K, (2) prinsip dasar
menangani keadaan darurat, (3) sistematika pertolongan dalam P3K, (4) prioritas
pertolongan, (5) katagori dan
klasifikasi kecelakaan, (6) Peralatan dalam P3K, (3) tindakan pertolongan dan
pengobatan pada korban kecelakaan, dan (4) cara menangani insiden dengan
P3K.
B. TUJUAN
P3K
Tujuan dari P3K adalah sebagai
berikut:
1. Menyelamatkan nyawa atau mencegah kematian
a.
Memperhatikan kondisi
dan keadaan yang mengancam korban
b.
Melaksanakan
Resusitasi Jantung dan Paru (RJP) kalau perlu
c.
Mencari dan
mengatasi pendarahan
2.
Mencegah cacat
yang lebih berat (mencegah kondisi memburuk)
a.
Mengadakan
diagnosa
b.
Menangani korban
dengan prioritas yang logis
c.
Memperhatikan
kondisi atau keadaan (penyakit) yang tersembunyi.
3.
Menunjang
penyembuhan
a.
Mengurangi rasa
sakit dan rasa takut
b.
Mencegah infeksi
c.
Merencanakan
pertolongan medis serta transportasi korban dengan tepat
C. PRINSIP
DASAR PENANGANAN KONDISI DARURAT
Prinsip
dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
1.
Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita
menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih
dalam bahaya.
2.
Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat,
manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah
perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
3.
Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda
lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna
bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
D. SISTEMATIKA PERTOLONGAN PERTAMA
Secara
umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah:
1.
Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap
tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka
ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan
kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk
ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan
berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber
kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan
memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan
pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada
kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa
yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
E. PRIORITAS PERTOLONGAN
Ada beberapa prioritas utama yang
harus dilakukan oleh penolong dalam menolong korban yaitu:
1.
Henti napas
2.
Henti jantung
3.
Pendarahan berat
4.
Shock
5.
Ketidak sadaran
6.
Pendaraahan
ringan
7.
Patah tulang atau
cedera lain
F. KATAGORI DAN KLASIFIKASI KECELAKAAN
Katagori dan klasifikasi kecelakaan diperlukan
untuk menentukan tindakan seperlunya yang tepat yang perlu dilakukan pada
korban kecelakaan. Tindakan ini harus dapat mengurangi/menyembuhkan luka/cedera
dan tidak menyebabkan bahaya yang lebih berat pada korban.
Katagori korban yang perlu
mendapatkan bantuan P3K adalah sebagai
berikut:
1. Katagori darurat (emergency), yaitu kecelakaan yang mengancam jiwa dan korban akan meninggal dengan cepat bila tidak segera
mendapatkan tindakan/terapi dengan segera,
2. Katagori penting (urgen), yaitu kecelakaan yang perlu dilakukan tindakan dan terapi ½-2 jam setelah kecelakaan,
3. Katagori ditangguhkan, yaitu kecelakaan yang tindakan/terapinya dapat diberikan setelah 4-6 jam setelah kecelakaan.
Sedangkan klasifikasi/labelisasi bagi korban kecelakaan dibagi
dalam 5 kelompok, yaitu: Label hijau, yaitu untuk korban
gawat darurat semu,
1. Label kuning, yaitu untuk korban
gawat darurat ringan,
2. Label merah, yaitu untuk korban
gawat darurat berat,
3. Label biru, yaitu untuk korban gawat darurat ancam nyawa,
4. Label hitam, yaitu untuk korban mati. Klasifikasi ini
diberikan terhadap kasus kecelakaan yang melibatkan banyak korban misalnya
adalah akibat bencana alam.
Hal-hal yang perlu diketahui dan diperhatikan dalam P3K adalah pemberian bantuan harus diperhatikan
tentang peredaran darah ke otak. Bila peredaran darah ke otak terlambat beberapa detik bahkan beberapa menit
akan mengakibatkan kasus sebagai berikut:
1. Berhenti 10 detik akan mengakibatkan kesadaran menurun,
2. Berhenti 15-20 detik akan mengakibatkan kegiatan
otak berhenti,
3. Berhenti 3-5 menit akan
mengakibatkan sel
otak mulai rusak,
4. Berhenti 10 menit akan mengakibatkan sel otak mati dan menyebabkan kematian.
Kebutuhan
jumlah petugas P3K disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat kerja.
Secara umum, tempat kerja dengan resiko ringan (toko, kantor, perpustakaan)
diperlukan 1 orang tenaga P3K untuk setiap 200 pekerja; tempat kerja dengan
resiko menengah (pekerjaan teknik ringan, gudang, proses makanan) diperlukan 1
orang tenaga P3K untuk setiap 100 pekerja; dan untuk tempat kerja dengan resiko
tinggi (industri berat, kimia, rumah pemotongan hewan) diperlukan 1 orang
tenaga P3K untuk setiap 50 pekerja dan petugas harus pernah mengalami pelatihan
penanganan kondisi darurat.
Beberapa keluhan
dan gejala penyakit atau derita korban yang perlu diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Keluhan
yang mungkin diungkapkan korban:
Misalnya: nyeri, takut, panas,
tidak dapat mendengar secara normal, hilang penginderaan, penginderaan
abnormal, haus, mual, perih, mau pingsan, kaku, tidak sadar sebentar, lemah,
gangguan daya ingat, pening, tulang terasa patah.
2. Gejala
yang mungkin dilihat (ekspresi):
Misalnya: Cemas dan nyeri, gerakan
dada abnormal, berkeringat, luka, pendarahan dari liang tubuh, bereaksi bila
disentuh, bereaksi atas ucapan, lebam, warna kulit abnormal, kejang otot,
bengkak deformitas (kelainan bentuk), benda asing, bekas suntikan, bekas
gigitan, bekas muntahan, dll.
3. Gejala
yang didapatkan dari perabaan:
Misalya: lembab, suhu tubuh
abnormal, nyeri dan luka lunak bila disentuh, pembengkakan, deformitas
(perubahan bentuk ke yang buruk), ujung-ujung tulang bergeser.
4. Gejala
yang mungkin didengar:
Misalnya: napas bising atau sesak,
rintihan, suara hisapan, bereaksi bila disentuh, reaksi atas ucapan.
5. Gejala
yang mungkin dicium:
Misalnya: Aseton, alcohol, gas atau
uap, asap atau terbakar.
G. EVAKUASI KORBAN
Evakuasi adalah untuk memindahkan
korban ke lingkungan yang lebih aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan
medis lebih lanjut. Prinsip dasar dalam melakukan evakuasi adalah:
1.
Dilakukan jika
mutlak perlu
2.
Menggunakan teknik yang baik dan benar
3.
Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan terlatih serta
memiliki semangat untuk menyelamatkan korban dari bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian
Dalam melaksanakan proses evakusi
korban, ada beberapa cara atau alat bantu yang harus digunakan, namun hal
tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi seperti medan, kondisi
korban, ketersediaan alat dan sebagainya. Apabila tidak memiliki alat bantu
untuk mengangkut korban maka mau-tikak mau kita harus mengangkutnya langsung
tanpa alat bantu. Jika hanya satu orang pengangkut, maka korban harus dipondong
apabila korban ringan dan anak-anak, di gendong apabila korban
sadar dan tidak terlalu berat serta tidak patah tulang, dipapah
apabila korban tanpa luka di bahu atas, di panggul atau digendong
atau bahkan juga bisa dilakukan dengan merayap posisi
miring. Dan apabila ada dua orang atau lebih pengangkut korban , maka
korban di pondong dengan posisi tangan lepas dan tangan
berpegangan, Model membawa balok, atau bahkan bisa mengangkut
korban dengan model membawa kereta.
Cara
yang digunakan untuk mengangkut korban di atas merupakan cara alternatif
saja. Tetapi kalau ada alat bantu seperti: Tandu permanen, Tandu darurat, Kain keras/ponco/jaket lengan panjang, dan Tali/webbing malah lebih bagus dan tenaga tidak
banyak terkuras, beban terasa ringan
H. PERALATAN P3K
Kebutuhan peralatan
P3K disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja dan kemungkinan resiko bahaya yang
terjadi. Berdasarkan kebutuhan, kotak peralatan P3K ddapat dikelompokan dalam
kotak bentuk I, bentuk II, bentuk III, dan kotak khusus dokter.
1. Kotak P3K Bentuk I
Kotak bentuk I berisi 10 gram kapas putih, 1 rol pembalut gulung lebar 2,5 cm, 1 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 1 pembalut segitiga (mitella), 1 pembalut cepat steril (snelverband), 10 buah kassa steril ukuran 5x5
cm, 1 rol plester lebar 2,5 cm, 10 buah plester cepat (tensoplast,
dll.), 1 buah gunting, 1
buku catatan, 1 buku pedoman
P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit (antalgin,
acetosai, dll.), obat sakit perut (paverin,
enterovioform, dll.), norit, obat anti alergi, obat merah (merculochrom), soda
Kue, obat tetes mata, dan obat gosok.
2. Kotak P3K Bentuk II
Kotak bentuk II berisi 50
gram kapas putih, 100 gram
kapas gemuk, 3 rol pembalut
gulung lebar 2,5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 7,5 cm, 2 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 10 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 10 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol
plester lebar 1 cm, 20 buah
plester lebar 1 cm, 20 buah
plester cepat, 1 bidal, 1 gunting pembalut, 1 buah sabun, 1 dos kertas pembersih (cleansing
tissue), 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda
kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata, obat gosok, salep
anti histamine, salep
sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan
rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.
3. Kotak P3K Bentuk III
Kotak bentuk II berisi
300 gram kapas putih, 300
gram kapas gemuk, 6 rol
pembalut gulung lebar 2,5 cm, 8 rol pembalut gulung lebar 5 cm, 2 rol pembalut gulung lebar 10 cm, 4 pembalut segitiga, 2 pembalut cepat steril, 20 buah kassa steril ukuran 5x5 cm, 40 buah kassa steril ukuran 7,5x7,5 cm, 1 rol
plester lebar 1 cm, 20 buah
plester cepat, 1 rol plester
lebar 2,5 cm, 3 bidal, 1 gunting pembalut, 1
buah sabun, 2 dos kertas
pembersih, 1 pinset, 1 lampu senter, 1 buku catatan, buku pedoman P3K, 1 daftar isi kotak P3K, obat pelawan rasa sakit, obat sakit perut, norit, obat anti alergi, soda
kue, garam dapur, obat merah, obat tetes mata, obat gosok, salep anti histamimka, salep sulfa/S.A. powder, boor zalif, sofratulle, larutan rivanol 1/10 500 cc, dan amoniak cair 25% 100 cc.
4. Kotak Dokter
Kotak dokter berisi 1
set alat operasi
ringan (minor surgery)
lengkap, 1 botol alkohol 70% isi 100 cc, 1
botol aquades isi 100 cc, 1 botol betadine solution
60 cc, 1 botol lysol
isi 100 cc, 5 spnit injection diskosable 2 ½ cc, 5 spnit injection diskosable 5 cc, 20 lidi kapas, 2
flakon ATS injection isi 100 cc
(disimpan ditempat sejuk), 5 flakon P.S. 4:½ atau 4:1 atau PP injectie, ampul morphine injectie, 3 ampul pethridine injectie, 2
flakon antihistamine injectie, 2 flakon anti panas injectie, 5 ampul adrenaline injectie, 1 flakon cartison injectie, 2 ampul cardizol injectie, 2 ampul aminophyline injectie, 10
sulfas atropine injectie 0,25 g, 10 sulfas
atropine injectie 0,5 g, 5 ampul anti spascodik injectie,
2 handuk, 1 tempat
cuci tangan, 1 mangkok
bengkok, 1 buku catatan, 1 buku pedoman P3K, dan 1 daftar isi.
I. TINDAKAN PERTOLONGAN DAN PENGOBATAN PADA KORBAN KECELAKAAN
Dalam pelaksanaan pertolongan pertama terdapat beberapa tujuan, di antaranya ialah sebagai berikut :
1.
Menyelamatkan jiwa penderita.
2.
Mencegah kecacatan.
3.
Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses
penyembuhan.
Dalam pertolongan pertama terdapat pelaku pertolongan pertama
yang artinya ialah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang
memiliki kemampuan dan terlatih dalam kemampuan medis dasar. Kewajiban pelaku
pertolongan pertama antara lain:
1.
Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan
orang lain di sekitarnya.
2.
Dapat menjangkau penderita baik dalam kendaraan,
kerumunan massa maupun bangunan.
3.
Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam
nyawa.
4.
Meminta bantuan ataupun rujukan apabila diperlukan.
5.
Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat
berdasarkan keadaan korban.
6.
Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
7.
Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
8.
Melakukan komunikasi dengan petugas lain yang terlibat.
9.
Mempersiapkan penderita untuk ditransportasikan.
J. MENANGANI INSIDEN DENGAN P3K
Beberapa teknik menangani
kecelakaan dengan tindakan P3K adalah sebagai berikut:
1. Kelainan
jalan napas dan pernapasan
a. Tersendak
1)
Korban ditenangkan dan suruh batuk bila sadar
2)
Bungkukkan badan dan pukul punggung
3)
Bila tidak berhasil lakukan hentakan perut
4)
Bila tidak berhasil kombinasikan antara keduannya
b. Tenggelam
1)
Ketika mengangkat korban kepala harus lebih rendah dari
badan, ini bertujuan untuk mengurangi resiko menghirup air.
2)
Baringkan korban pada tempat yang hangat (atasi
Hipothermia) dan siap-siap untuk RJP
c. Menghirup gas
1)
Singkirkan korban dari bahaya dan bawa ketempat yang
berudara segar
2)
Berikan oksigen bila ada
3)
Tetapkan bersama korban, periksa napas, nadi, dan
tingkat reaksinya setiap 10 menit.
d. Asma
1)
Tenangkan korban
2)
Dudukkan pasien bersandar ke depan dengan posisi ½
duduk dan istirahat sambil berpegangan. Pastikan pasien cukup mendapat udara
segar
3)
Suruh pasien untuk mengatur napasnya
4)
Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
5)
Bila pasien mempunyai obat, suruh ia menggunakannya /
meminumnya
2. Gangguan
sirkulasi
a. Shock
1)
Atasi setiap penyebab shock yang mungkin dapat anda
tangani
2)
Pasien dibaringkan dengan posisi kepala harus lebih
rendah
3)
Kaki ditinggikan dan ditopang. Hati-hati kalau anda
menduga ada patah tulang
4)
Longgarkan pakaian yang mengikat agar tekanan pada
keher, dada, dan punggang berkurang
5)
Pasien diselimuti agar tidak kedinginan
6)
Periksa dan catat pernapasan, nadi dan tingkat reaksi
tiap 10 menit
b. Pingsan
1)
Pasien dibaringkan dengan posisi kaki di tinggikan dan
ditopang
2)
Baringkan korban dalam posisi terlentang
3)
Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
4)
Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang
yang menghambat pernafasan
5)
Beri udara segar
6)
Periksa kemungkinan cedera lain
7)
Selimuti korban
8)
Korban diistirahatkan beberapa saat
9)
Bila tak
segera sadar , periksa nafas dan nadi, posisi stabil, Rujuk ke instansi
kesehatan
c. Luka
1)
Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
2)
Tutup luka
dengan kasa steril/plester
3)
Balut tekan
(jika pendarahannya besar)
4)
Jika hanya
lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
d. Pendarahan
Prinsip dasar pertolongan pada pendarahan adalah
tekan, tinggikan, tinggikan, tekan pembuluh darah dan tenangkan korban serta
balut bila perlu (5T), kita juga bisa meneteskan betadine pada bagian yang luka
supaya darah terhenti dan tidak terinfeksi
e. Pendarahan Luar Yang Hebat
1)
Pakaian dilepas atau digulung supaya luka terlihat
2)
Tekan luka secara langsung dengan jari atau telapak
tangan anda, sebaiknya dengan perban steril atau bantalan kain bersih
3)
Anggota tubuh yang luka ditinggikan sampai diatas
jantung, ditopang dan dipegangi secara hati-hati kalau ada patah tulang
4)
Baringkan korban agar aliran darah ke daerah luka lebih
lambat untuk mencegah infeksi
5)
Biarkan bantalan semula pada tempatnya. Tutupi dengan
perban steril. Balut dengan ketat tapi jangan terlalu keras agar tidak
menghambat sirkulasi.
6)
Bagian yang terluka ditopang seperti pada patah tulang.
f. Pendarahan Dalam
1)
Korban dibaringkan telentang, kaki ditinggikan dan
ditopang
2)
Korban diselimuti aga5r tidak kedinginan. Periksa dan
catat pernapasan, nadi dan reaksinya setiap 10 menit
3)
Catat jenis, jumlah dan sumber darah yang keluar dari
ling tubuh. Bila mungkin, kirim sampelnya ke rumah sakit bersama korban.
g. Mimisan
1)
Bawa korban
ke tempat sejuk/nyaman
2)
Tenangkan korban
3)
Korban
diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4)
Diminta bernafas lewat mulut
5)
Bersihkan hidung luar dari darah
6)
Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi
tindakan Pertolongan Pertama
h. Lemah jantung
1)
Tenangkan korban
2)
Istirahatkan
3)
Posisi ½ duduk
4)
Buka jalan
pernafasan dan atur nafas
5)
Longgarkan
pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6)
Jangan beri
makan/minum terlebih dahulu
7)
Jangan
biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
i. Luka Bakar
1)
Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2)
Perhatikan keadaan umum penderita
3)
Pasien dibaringkan. Kalau bisa bagian yang luka jangan
menyetuh tanah
4)
Luka disiram dengan air dingin sebanyak-banyaknya
5)
Sementara mendinginkan luka, periksa jalan napas,
pernapasan dan nadi. Siap-siap melakukan resusitasi jika perlu.
6)
Lepaskan cincin, arloji, ikat pinggang, sepatu dan
pakain yang bekas terbakar secara hati-hati sebelum luka membengkak. Kalau
melekat pada luka, pakaian tidak perlu di lepas.
7)
Luka dibalut dengan pembalut luka atau bahan lainya
(luka pada wajah tidak perlu ditutup, ttapi harus terus didinginkan dengan air
untuk meredakan nyeri)
8)
Mencegah terjadinya infeksi:
3. Gngguan
kesadaran
a. Gangguan kesadaran karena terhambat jalan napas dll
1)
Buka jalan napas, periksa nadi dan napasnya siap-siap
resusitasi
2)
Atasi pendarahan luar yang berat maupun patah tulang,
jangan melangkahi korban yang yang tidak sadar
3)
Cari cedera atau kelainan yang tidak jelas, cium bau
pernapasan
4)
Baringkan korban dalam posisi pemulihan
b. Histeria
1)
Tenangkan korban
2)
Pisahkan dari keramaian
3)
Letakkan di tempat yang tenang
4)
Awasi
4. Pengaruh
panas dan dingin
a. Hipotermia
1)
Bawa korban ketempat hangat
2)
Korban dibaringkan dan diselimuti
3)
Jaga jalan nafas tetap lancar
4)
Korban yang sadar di beri minuman hangat, sup atau
makan yang berenergi tinggi seperti coklat dll
5)
Jaga korban agar tetap sadar
6)
Kalu anda ragu akan kondisi korban yang sudah tua atau
masih bayi, panggil dokter
7)
Jika korban menjadi tidak sadar, periksa nadi dan
napasnya, serta melakukan resusitasi jika perlu.
b. Kelelahan akibat kepanasan
1)
Baringkan korban di tempat sejuk, kaki di tinggikan
ydan ditopang
2)
Kalau korban sadar, berikan minuman cairan yang
memiliki kandungan garam rendah (1 sendok garam per liter air) sebanyak
munugkin.
3)
kalau korban segera pulih kembali, sarankan agar
berobat ke dokter
4)
Jika korban menjadi tidak sadar, barinigkan tdalam
posisi pemulihan, minta bantuan. Periksa dan catat nadi dan pernapasan serta
tingkat reaksinya setiap 10 menit.
c. Dehidrasi
1)
Mengganti cairan yang hilang dan mengatasi shock
2)
Mengganti elektrolit yang lemah
3)
Mengenal dan mengatasi komplikasi yang ada
4)
Memberantas penyebabnya
5)
Rutinlah minum jangan tunggu haus
5. Cedera
pada patah tulang, sendi dan otot
a. Patah Tulang/fraktur
1)
Bagian yang sakit di topang dengan tangan
2)
Agar dapat ditopang dengan baik, bagian yang sakit di
satukan dengan bagian tubuh yang sehat
3)
Minta bantuan, tangani shock kalau ada. Bila mungkin
bagian yang cedera ditinggikan, diperiksa sirkulasi di bawah balutan tiap 10
menit.
b. Patah tulang tertutup
1)
Ukur bidai (Jalinan bilah bambu atau rotan untuk kerai)
disisi yang sehat
2)
Pasang kain
pengikat bidai melalui sela-sela tubuh bawah
3)
Pasang bantalan didaerah patah tulang
4)
Pasang
bidai meliputi 2 sendi disamping luka
5)
Ikat bidai
6)
Periksa GSS (Gerakan, Sensasi
(respon nyeri) dan Sirkulasi (peredaran darah)
c. Patah tulang terbuka
1)
Buat pembalut cincin untuk menstabilkan posisi tulang
yang mencuat
2)
Tutup tulang dengan kasa steril, plastik, pembalut
cincin
3)
Ikat dengan ikatan V
4)
Untuk selanjutnya ditangani seperti pada patah tulang
tertutup
d. Kram
1)
Istirahatkan penderita
2)
Posisikan penderita pada posisi yang nyaman
3)
Relaksasi
4)
Pijatlah penderita pada arah berlawanan dengan
kontraksi
e. Memar
1)
Kompres penderita dengan air dingin
2)
Balut dan tekanlah pada bagian yang memar
3)
Tinggikan bagian luka
f. Keseleo
1)
Korban diposisikan nyaman
2)
Kompres es/dingin
3)
Balut tekan
dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4)
Tinggikan bagian tubuh yang luka
6. Cedera
jaringan ringan
a.
Istirahatkan, stabilkan dan topang bagian bagian yang
cedera dalam posisi yang nyaman bagi korban
b.
Bila cedera baru saja terjadi, kompres (dinginkan)
bagian tersebut dengan es yanig dibungkus dengan kain untuk mengurangi bengkak
dan nyeri.
c.
Seputar bagian yang cedera ditekan sedikit dengan
gumpalan kapas atau busa yang tebal, eratkan dengan balutan
d.
Bagian yang cedera ditopang dan ditinggikan supaya
aliran darah ke tempat itu berkurang dan untuk mengurangi memar
e.
Minta bantuan bila perlu.
7. Keracunan
makanan atau minuman
a.
Bawa korban
ke tempat yang teduh dan segar
b.
Jika korban tidak sehat, pastikan jalan napas selalu
terbuka dan amati pernapasan dan sirkulasinya
c.
Cegah c edera lebih lanjut
d.
Untuk racun yang tertelan, jangan berusaha agar korban muntah
karena bisa membahayakan korban, ada baik korban di beri susu atau obat norit
kalau ada
e.
Untuk racun yang terhirup, Singkirkan korban dari
bahaya dan bawa ke tempat yang udaranya segar
f.
Untuk racun yang terserap, sisa-sisa zat kimia yang
masih ada pada kulit di bilas dengan air megalir.
g.
Istirahatkan
h.
Jangan
diberi air minum sampai kondisinya lebih baik.
8. Benda
asing
a.
Tentukan apakah mungkin atau bijaksana apabila
berusahamengeluarkan benda tersebut. Ada benda yang tidak boleh dan tidak dapat
dikeluarkan oleh penolong. Apabila tidak dapat dikeluarkan mintalah bantuan
medis
b.
Jika benda tersebut dapat di keluarkan maka yang
terpenting adalah tenangkan korban dan kurangi serta perhatikan resiko
pendarahan dan terinfeksi.
9. Pusing/vertigo/nyeri
kepala
a.
Istirahatkan korban
b.
Beri minuman hangat
c.
beri obat bila perlu
d.
Tangani sesuai penyebab
10. Maag/Mual
a.
Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun
berbaring sesuai kondisi korban
b.
Beri minuman hangat (teh/kopi)
c.
Jangan beri makan terlalu cepat
11. Gigitan
binatang
a. Gigitan Ular
1)
Telentangkan
atau baringkan penderita dengan bagian yang tergigit lebih rendah dari jantung.
2)
Tenangkan
penderita, agar penjalaran bisa ular tidak semakin cepat
3)
Cegah
penyebaran bisa penderita dari daerah gigitan
4)
Torniquet di bagian proximal daerah gigitan
pembengkakan untuk membendung sebagian aliran limfa dan vena, tetapi tidak
menghalangi aliran arteri. Torniquet / toniket dikendorkan setiap 15
menit selama + 30 detik
5)
Letakkan daerah gigitan dari tubuh
6)
Berikan kompres es
7)
Usahakan penderita setenang mungkin bila perlu
diberikan petidine 50 mg/im untuk menghilangkan rasa nyeri
b. Gigitan Lipan
1)
Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat
antiseptik
2)
Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke
paramedic
c. Gigitan Lintah dan
Pacet
1)
Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air
garam
2)
Bila ada
tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat atau salep anti gatal
d. Sengatan Lebah/Tawon
dan Hewan Penyengat lainnya
1)
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat
itu tapi jangan menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak
memasukkan racun kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau
bersih atau dengan mendorongnya ke arah samping
2)
Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.
K. KESIMPULAN
Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan atau lebih sering disebut dengan K3 adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat kecelakaan
sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa. Tujuan P3K adalah untuk menyelamatkan korban, menyembuhkan segera/sekurang-kurangnya mencegah bertambah
parahnya luka/cacat akibat
kecelakaan, mengurangi rasa
sakit dan cemas bagi penderita/keluarganya, dan mengantar penderita ke dokter/rumah sakit terdekat untuk
pengobatan dan perawatan lebih lanjut.
Tindakan P3K diberikan setelah
kecelakaan terjadi. Tindakan ini dilakukan sementara sampai korban mendapatkan
tindakan medis yang sesuai oleh tenaga medis yang berkompeten dan berwenang.
Jenis tundakan yang dilakukan dalam P3K menyesuaikan situasi dan kondisi yang
ada. Setiap insiden memerlukan penanganan tersendiri tergantung dari kecelakaan
yagn teerjadi dan berat-ringannya kejadian.
Prinsip
dasar dalam menangani suatu keadaan darurat dalam P3K adalah memastikan
peno;ong bukan menjadi korban berikutnya, menggunakan metode atau cara pertolongan
yang cepat, mudah dan efesien, dan membiasakan membuat catatan tentang
usaha-usaha pertolongan yang telah dilakukan, identitas korban, tempat dan
waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau
pertolongan tambahan oleh pihak lain.
DAFTAR RUJUKAN
Vivianti, Maya (2015). Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://mayavivianti12.blogspot.co.id/2015/03/makalah-p3k_51.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
Saputra, Wanda. (2014). Pertolongan Pertama pada Kecelakaan. (Online). https://wandasaputra93.wordpress.com/2014/01/19/158/, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
.................... (1014). Pengertian
Dasar Hukum P3K. (Online). (http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2014/11/pengertian-dasar-hukum-p3k.html, Diakses Tanggal
22 Oktober 2015)
……………….. (2012). Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (P3K). (Online). (http://unjakreatif.blogspot.co.id/2012/08/makalah-p3k.html, Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
……………….. (2014). Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan. (Online). (http://doktersehat.com/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan/,
Diakses Tanggal 22 Oktober 2015).
……………….. (2015) Materi
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) untuk Kegiatan Outdoor. (Online).
(http://kosemisme.blogspot.co.id/2015/03/materi-pertolongan-pertama-pada.html,
Diakses Tanggal 22 Oktober 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar